Personal. Itulah arah tulisan saya kali ini. Tulisan ini tidak akan sepanjang biasanya. Isinya hanya keluhan-keluhan yang harus saya keluarkan tapi entah ke mana lagi selain ke sini. Tulisan sebagai wadah menuangkan… ah, tidak, lebih tepatnya menumpahkan emosi. Belakangan ini saya mulai merasa lelah dengan banyak hal yang merupakan bagian dari karakter saya.
Terkadang saya lelah menjadi orang yang pemikir karena sering larut dalam masalah terutama yang sifatnya emosional, yang tak akan terselesaikan jika hanya bergantung pada logika semata
Terkadang saya lelah menjadi orang yang dianggap sedemikian pintar (atau bodoh) karena selain terkadang harus menanggung ekspektasi lebih dari orang-orang yang tertentu, beberapa orang yang mungkin minder punya kecenderungan untuk menjauh dari saya
Terkadang saya lelah menjadi orang yang bersifat keras karena sifat lembut yang seharusnya bisa saya tunjukkan ke beberapa orang yang saya anggap spesial atau penting tidak muncul alias tenggelam
Terkadang saya lelah menjadi orang yang berusaha mematikan afeksi terhadap orang lain (baik yang positif maupun negatif) karena terbiasa berada di lingkungan di mana sentimen personal tidak memiliki ruang, minimal sebagai bagian dari ekosistem dunia ilmu eksak dan teknik
Terkadang saya lelah menjadi orang yang memiliki selera humor yang tidak sejalan dengan batasan-batasan moral yang berlaku di masyarakat karena alhasil saya harus menyimpan semua hal yang saya anggap lucu hanya untuk diri saya sendiri
Terkadang saya lelah menjadi orang yang terkesan tidak berperasaan atau tidak punya hati karena saya juga manusia, saya punya, tolong
Terkadang saya lelah menjadi orang yang cuek sekali kepada berbagai hal karena wawasan saya akan hal-hal tersebut menjadi terkekang, namun di satu sisi saya juga lelah menjadi orang yang tidak bisa cuek sedikitpun kepada hal-hal lainnya karena hal-hal tersebut ujung-ujungnya seringkali menghantui saya
Terkadang saya lelah menjadi orang yang sulit mendengarkan orang lain di saat mungkin orang lain hanya butuh untuk sekadar didengar karena dari sanalah terbangun relasi yang kokoh dan dilandasi rasa saling percaya, relasi tersebut berujung tahan lama
Terakhir, terkadang saya lelah menjadi orang yang selalu memiliki hal untuk dikeluhkan karena membuat saya cenderung melupakan hal-hal yang seharusnya bisa saya syukuri namun mungkin sifat tersebut juga yang menunjukkan bahwa pada akhirnya saya hanyalah saya
Akhir kata, saya hanya bisa berterimakasih kepada teman-teman yang mungkin mau meluangkan waktu untuk sekadar membaca luapan emosi (atau pikiran) saya ini. Saya selalu menghargai waktu yang teman-teman berikan bagi saya karena semahal-mahalnya hadiah adalah waktu karena waktu yang sudah berlalu tidak dapat dihadirkan kembali.
Jujur, terutama sebagai seorang laki-laki, saya bangga bisa menunjukkan sedikit vulnerability saya walaupun tidak ke semua orang. Memang mempercayakan informasi akan kelemahan diri kepada orang lain bukan perkara mudah, namun dengan lahirnya tulisan ini saya percayakan semua hal tersebut kepada kalian. Apapun tindakan yang akan kalian ambil setelah ini terhadap saya, itu hak kalian. Izinkan saya menutup tulisan ini dengan pernyataan yang bagi saya merupakan paling berani yang pernah saya keluarkan dari benak saya:
Terima kasih, saya sayang kalian semua.